Jumat, 10 Juni 2016



PERAN FARMASI DI BALIK PRADIGMA MIRING MASYARAKAT MASA KINI

Oleh
Evi Febriana
Siswi Kelas XI MAN Selong

Farmasi dalam bahasa Yunani yaitu pharmacon yang berarti obat, sedangakan dalam bahasa Inggris pharmacy berarti obat. Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur, meracik, memformulasi, mengombinasi, menganalisis, serta menstandarkan obat dan pengobatan juga sifat-sifat obat beserta pendestribusian dan penggunaannya secara aman. Sedangkan dalam wikipedia dijelaskan bahwa Farmasi merupakan salah satu bidang profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat (Adjat Sakri (penyunting) (1985) “Ihwal Menerjemahkan”, Terbitan 2, Penerbit ITB Bandung). Menurut beberapa pengertian di atas, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa dunia farmasi merupakan suatu hal yang penting bagi kehidupan masyarakat terlebih dalam bidang kedokteran dan apoteker. Dengan adanya ilmu kefarmasian, secara tidak langsung masyarakat akan diuntungkan dengan adanya apoteker atau dunia kefermasian seperti pelayanan yang nyaman bagi masyarakat sehingga tidak menimbulkan keraguan maupun kekhawatiran dalam memilih obat-obatan yang sesuai dengan dosis dan ketentuan yang berlaku selain itu membantu memberdayakan masyarakat dalam penggunaan obat secara mandiri dengan aman dan efektif. Namun tidak semua masyarakat beranggapan begitu. Sebagian masyarakat malah tidak mengetahui secara mendalam apa fungsi dan tugas apoteker yang sebenarnya. Mereka malah memiliki pradigma yang sempit mengenai dunia kefarmasian atau apoteker.
Menurut Drs. M. Dani Pratomo, Apt, MM sebagai ketua IAI (ikatan apoteker Indonesia) tahun 2005 mengatakan bahwa masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui apa tugas apoteker yang sebenarnya. Hal Ini dikarenakan di Indonesia penggunaan obat sudah terlalu mudah diakses oleh masyarakat padahal obat yang tidak sesuai dengan aturan pemakaian malah akan berdampak buruk bagi kesehatan. Hal lain yang mempengaruhi pengetahuan masyarakat kurang tentang farmasi seperti peran dokter yang lebih dekat dengan masyarakat secara langsung dan kurangnya peran apoteker dalam melayani pelanggan apotek. Dari pernyataan tersebut kita bisa mengetahui bahwa masyarakat kurang memiliki kepedulian terhadap apa dan bagaimana peran serta fungi farmasi yang sebenarnya sehingga masyarakat hanya beranggapan bahwa apoteker hanyalah orang yang meracik obat, menterjemahkan resep dokter atau bahkan  seseorang yang hanya bekerja di apotek dengan tugas melayani pembeli saja. Sangat miris bukan mendengar anggapan atau paradigma masyarakat yang kurang mengenakkan tersebut. Padahal dengan adanya dunia farmasi masyarakat akan kian diuntungkan.
Selanjutnya, faktor yang menyebabkan kurang eksisnya farmasi di kalangan masyarakat yakni pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kefarmasian di Indonesia, masih dapat dikatakan lamban. Padahal jika ditekuni, inovasi yang dihasilkan bisa menjadi aset berharga untuk negeri sendiri. Dengan adanya teknologi yang memadai maka hal tersebut bisa mendorong kemajuan dalam bidang apoteker seperti pelayanan berbasis komputer, pembuatan obat-obatan berkualitas tinggi, teknologi yang memadai diharapkan akan mempercepat penyebarluasan informasi yang merata dikalangan masyarakat. Selain itu hubungan farmasi dengan masyarakat sangat erat kaitannya dan memiliki ragam manfaat seperti menghasilkan obat-obatan yang dibutuhkan oleh masyarakat, pemberian penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit-penyakit hati seperti gejala awal, sumber penyakit, cara pencegahan dan pertolongan pertama yang harus dilakukan, pengendali Infeksi dengan memberikan saran tentang pemilihan antiseptik dan desinfektan, memberikan informasi dan edukasi kepada pasien untuk mempercepat proses penyembuhan, menjelaskan obat-obatan yang sesuai dengan dosis, dan masih banyak lagi manfaat lain yang dapat kita rasakan dengan adanya apoteker. Disini penulis akan membantu masyarakat mengenal dunia kefarmasian lebih dalam mengenai apa dan bagaimana peran farmasi tidak hanya dalam bidang kesehatan namun juga dalam bidang kesejahteraan masyarakat dan perekonomian.  
Pertama, dalam bidang kesehatan farmasi dididik untuk menjadi tenaga kesehatan yang profesional, tapi tidak berarti mempersempit jangkauan. Farmasi tidak hanya bisa berperan dalam bidang kesehatan tapi  juga bisa di semua aspek dan bidang kehidupan. Dalam bidang kesehatan farmasi berperan aktif sebagai produsen maupun distibutor untuk menghasilkan obat-obatan yang berkualitas tinggi kemudian disalurkan ke pihak-pihak yang membutuhkan ataupun yang memiliki kepentingan terhadap obat obatan tersebut seperti  rumah sakit, apotek, dan masyarakat. Selain menghasilkan obat-obatan yang berkualitas tinggi farmasi juga diharapkan memiliki peran yang lebih kompleks seperti memberikan informasi kepada pasien tentang penyakitnya dan perubahan pola hidup yang harus dijalani (misalnya: diet rendah lemak dan garam, tidak minum minuman beralkohol, istirahat yang cukup), menjelaskan obat-obat yang harus digunakan, indikasi, cara penggunaan, dosis, dan waktu penggunaannya, melakukan konseling kepada pasien untuk melihat perkembangan terapinya dan memonitor kemungkinan terjadinya efek samping obat, serta menjadi professional dengan  kewajiban dan tugas utamanya adalah kesejahteraan pasien di atas kepentingan sendiri, ekonomi, interes. Nah dengan sistem tersebut diharapkan masyarakat akan lebih mengenal dan mengetahui profesi apoteker yang tidak hanya untuk meracik obat saja tetapi dapat melakukan hal-hal yang lebih luas lagi. Hal ini jika dilakukan secara sistematis dan terarah dapat menambah daya beli masyarakat, jika daya beli masyarakat bertambah otomatis perekonomian juga akan membaik karena tujuan masyarakat yang utama bukanlah satu-satunya dokter atau rumah sakit namun cenderung akan memilih gaya hidup yang sehat dan berkualitas.
Kedua, kaitannya dengan masyarakat farmasi dalam hal ini memiliki empat pilar yang disyaratkan WHO untuk pelaksanaan “ Good Pharmacy Practice “ : (Farmasis harus peduli terhadap kesejahteraan pasien dalam segala situasi dan kondisi, Kegiatan inti farmasis adalah menyediakan obat, produk pelayanan kesehatan lain, menjamin mutu, informsi dan saran yang memadai kepada pasien dan memonitor penggunaan obat yang digunakan pasien, bagian integral farmasis adalah memberikan kontribusi dalam peningkatan peresepan yang rasional dan ekonomis, serta penggunaan obat yang tepat, tujuan tiap pelayanan farmasi yang dilakukan harus sesuai untuk setiap individu, didefinisikan dengan jelas dan dikomunikasikan secara efektif kepada semua pihak yang terkait). Seorang farmasi harus memiliki sikap peduli dan harus berinteraksi yang baik dengan pasien.  perlu dipahami bahwa penerapan  tersebut jika dilakukan dengan maksimal dan sungguh-sungguh dalam pelaksanaanya maka tugas fungsional farmasi akan berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Selain itu, perlunya apoteker dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat awam mengenai cara pemakaian obat yang tepat agar tidak terjadi penyalahgunaan dosis dan penegasan kepada para pengecer obat pun dirasa perlu diterapkan agar tidak terjadi penyalahgunaan zat tertentu yang terkandung di dalam obat tersebut. Hal seperti ini dianggap perlu mengingat masih kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap dunia kefarmasian dan penyebarluasan apoteker di Indonesesia yang masih lamban. Gerakan  perubahan seperti ini dinilai positif bagi kedua belah pihak baik farmasi maupun masyarakat. Masyarakat bisa mengetahui bagaimana penggunaan obat secara aman dan tepat sebaliknya farmasi juga diuntungkan dengan hal tersebut seperti jika daya beli masyarakat meningkat otomatis produksi obat-obatan akan meningkat seiring dengan daya beli masyarakat yang tinggi.
Dari permasalahan serta solusi yang di paparkan penulis, diharapkan dunia farmasi mampu meningkatkan eksistensinya dengan mengembangkan obat-obatan yang berkualitas tinggi dan pelayanan yang baik bagi masyarakat. Sehingga pradigma yang kurang baik dari masyarakat mampu di tangkis dengan keunggulan-keunggulan yang dimiliki dunia farmasi. Masyarakat juga cenderung akan berfikir positif dan akan membantu farmasi dalam menangani menjaga masalah kesehatan di ruang lingkup sendiri, masyarakat, dan nasional. Semoga semua pihak yang terkait dapat mengambil manfaat dan selalu meningkatkan kesehatan diri maupun lingkungan sehari-hari amin yarobalalamin.



           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STRATEGI SUMEDANG DALAM MEMBANGUN KABUPATEN WISATA

Pariwisata merupakan salah satu aspek utama dalam mengembangkan kearifan lokal di suatu daerah. Tidak terkecuali kabupaten Sumedang yang...