PERAN FARMASI DI BALIK PRADIGMA
MIRING MASYARAKAT MASA KINI
Oleh
Evi Febriana
Siswi Kelas XI MAN Selong
Farmasi
dalam bahasa Yunani yaitu pharmacon yang
berarti obat, sedangakan dalam bahasa Inggris pharmacy berarti obat. Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara
membuat, mencampur, meracik, memformulasi, mengombinasi, menganalisis, serta
menstandarkan obat dan pengobatan juga sifat-sifat obat beserta pendestribusian
dan penggunaannya secara aman. Sedangkan dalam wikipedia dijelaskan bahwa
Farmasi merupakan salah satu bidang profesional kesehatan yang merupakan
kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab
memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat (Adjat Sakri
(penyunting) (1985) “Ihwal Menerjemahkan”, Terbitan 2, Penerbit ITB Bandung). Menurut
beberapa pengertian di atas, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa dunia farmasi
merupakan suatu hal yang penting bagi kehidupan masyarakat terlebih dalam bidang
kedokteran dan apoteker. Dengan adanya ilmu kefarmasian, secara tidak langsung
masyarakat akan diuntungkan dengan adanya apoteker atau dunia kefermasian seperti
pelayanan yang nyaman bagi masyarakat sehingga tidak menimbulkan keraguan
maupun kekhawatiran dalam memilih obat-obatan yang sesuai dengan dosis dan
ketentuan yang berlaku selain itu membantu memberdayakan masyarakat dalam penggunaan obat secara mandiri dengan aman
dan efektif. Namun tidak semua masyarakat beranggapan begitu. Sebagian
masyarakat malah tidak mengetahui secara mendalam apa fungsi dan tugas apoteker
yang sebenarnya. Mereka malah memiliki pradigma yang sempit mengenai dunia
kefarmasian atau apoteker.
Menurut Drs. M. Dani Pratomo, Apt, MM sebagai
ketua IAI (ikatan apoteker Indonesia) tahun 2005 mengatakan
bahwa masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui apa tugas apoteker yang
sebenarnya. Hal Ini dikarenakan
di Indonesia penggunaan obat sudah terlalu mudah diakses oleh masyarakat
padahal obat yang tidak sesuai dengan aturan pemakaian malah
akan berdampak buruk bagi kesehatan. Hal lain yang mempengaruhi pengetahuan
masyarakat kurang tentang farmasi seperti peran dokter yang lebih dekat dengan
masyarakat secara langsung dan kurangnya peran apoteker dalam melayani
pelanggan apotek. Dari pernyataan tersebut kita bisa mengetahui bahwa
masyarakat kurang memiliki kepedulian terhadap apa dan bagaimana peran serta
fungi farmasi yang sebenarnya sehingga masyarakat hanya beranggapan bahwa
apoteker hanyalah orang yang meracik obat, menterjemahkan resep dokter atau
bahkan seseorang yang hanya bekerja di
apotek dengan tugas melayani pembeli saja. Sangat miris bukan mendengar
anggapan atau paradigma masyarakat yang kurang mengenakkan tersebut. Padahal
dengan adanya dunia farmasi masyarakat akan kian diuntungkan.
Selanjutnya,
faktor yang menyebabkan kurang eksisnya farmasi di kalangan masyarakat yakni pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kefarmasian di
Indonesia, masih dapat dikatakan lamban. Padahal jika ditekuni, inovasi yang dihasilkan
bisa menjadi aset berharga untuk negeri sendiri. Dengan
adanya teknologi yang memadai maka hal tersebut bisa mendorong kemajuan dalam
bidang apoteker seperti pelayanan berbasis komputer, pembuatan obat-obatan
berkualitas tinggi, teknologi yang memadai diharapkan akan mempercepat penyebarluasan
informasi yang merata dikalangan masyarakat. Selain itu hubungan farmasi dengan
masyarakat sangat erat kaitannya dan memiliki ragam manfaat seperti
menghasilkan obat-obatan yang dibutuhkan oleh masyarakat, pemberian
penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit-penyakit hati seperti gejala
awal, sumber penyakit, cara pencegahan dan pertolongan pertama yang harus
dilakukan, pengendali Infeksi dengan memberikan saran tentang pemilihan
antiseptik dan desinfektan, memberikan informasi dan edukasi kepada pasien
untuk mempercepat proses penyembuhan, menjelaskan obat-obatan yang sesuai
dengan dosis, dan masih banyak lagi manfaat lain yang dapat kita rasakan dengan
adanya apoteker. Disini penulis akan membantu masyarakat mengenal
dunia kefarmasian lebih dalam mengenai apa dan bagaimana peran farmasi tidak
hanya dalam bidang kesehatan namun juga dalam bidang kesejahteraan masyarakat
dan perekonomian.
Pertama, dalam bidang kesehatan farmasi
dididik untuk menjadi tenaga kesehatan yang profesional, tapi tidak berarti
mempersempit jangkauan. Farmasi tidak hanya bisa berperan dalam bidang
kesehatan tapi juga bisa di semua aspek dan bidang kehidupan. Dalam
bidang kesehatan farmasi berperan aktif sebagai produsen maupun distibutor
untuk menghasilkan obat-obatan yang berkualitas tinggi kemudian disalurkan ke
pihak-pihak yang membutuhkan ataupun yang memiliki kepentingan terhadap obat
obatan tersebut seperti rumah sakit,
apotek, dan masyarakat. Selain menghasilkan obat-obatan yang berkualitas tinggi
farmasi juga diharapkan memiliki peran yang lebih kompleks seperti memberikan
informasi kepada pasien tentang penyakitnya dan perubahan pola hidup yang harus
dijalani (misalnya: diet rendah lemak dan garam, tidak minum minuman beralkohol,
istirahat yang cukup), menjelaskan obat-obat yang harus digunakan, indikasi,
cara penggunaan, dosis, dan waktu penggunaannya, melakukan konseling kepada
pasien untuk melihat perkembangan terapinya dan memonitor kemungkinan
terjadinya efek samping obat, serta menjadi professional dengan kewajiban dan tugas utamanya adalah
kesejahteraan pasien di atas kepentingan sendiri, ekonomi, interes. Nah dengan
sistem tersebut diharapkan
masyarakat akan lebih mengenal dan mengetahui profesi apoteker yang tidak hanya
untuk meracik obat saja tetapi dapat melakukan hal-hal yang lebih luas lagi. Hal
ini jika dilakukan secara sistematis dan terarah dapat menambah daya beli
masyarakat, jika daya beli masyarakat bertambah otomatis perekonomian juga akan
membaik karena tujuan masyarakat yang utama bukanlah satu-satunya dokter atau
rumah sakit namun cenderung akan memilih gaya hidup yang sehat dan berkualitas.
Kedua, kaitannya dengan
masyarakat farmasi dalam hal ini memiliki empat pilar yang disyaratkan WHO untuk pelaksanaan
“ Good Pharmacy Practice “ : (Farmasis harus peduli terhadap kesejahteraan
pasien dalam segala situasi dan kondisi, Kegiatan inti farmasis adalah
menyediakan obat, produk pelayanan kesehatan lain, menjamin mutu, informsi dan
saran yang memadai kepada pasien dan memonitor penggunaan obat yang digunakan
pasien,
bagian
integral farmasis adalah memberikan kontribusi dalam peningkatan peresepan yang
rasional dan ekonomis, serta penggunaan obat yang tepat, tujuan
tiap pelayanan farmasi yang dilakukan harus sesuai untuk setiap individu, didefinisikan
dengan jelas dan dikomunikasikan secara efektif kepada semua pihak yang
terkait). Seorang farmasi harus memiliki sikap peduli dan harus
berinteraksi yang baik dengan pasien. perlu dipahami bahwa penerapan tersebut jika dilakukan dengan maksimal dan sungguh-sungguh
dalam pelaksanaanya maka tugas fungsional farmasi akan berjalan sesuai dengan
tujuan yang diharapkan. Selain itu, perlunya apoteker dalam melakukan sosialisasi
kepada masyarakat awam mengenai cara pemakaian obat yang tepat agar tidak
terjadi penyalahgunaan dosis dan penegasan kepada para pengecer obat pun dirasa
perlu diterapkan agar tidak terjadi penyalahgunaan zat tertentu yang terkandung
di dalam obat tersebut. Hal seperti ini dianggap perlu mengingat masih
kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap dunia kefarmasian dan penyebarluasan
apoteker di Indonesesia yang masih lamban. Gerakan perubahan seperti ini dinilai positif bagi
kedua belah pihak baik farmasi maupun masyarakat. Masyarakat bisa mengetahui
bagaimana penggunaan obat secara aman dan tepat sebaliknya farmasi juga
diuntungkan dengan hal tersebut seperti jika daya beli masyarakat meningkat
otomatis produksi obat-obatan akan meningkat seiring dengan daya beli
masyarakat yang tinggi.
Dari permasalahan serta
solusi yang di paparkan penulis, diharapkan dunia farmasi mampu meningkatkan
eksistensinya dengan mengembangkan obat-obatan yang berkualitas tinggi dan
pelayanan yang baik bagi masyarakat. Sehingga pradigma yang kurang baik dari
masyarakat mampu di tangkis dengan keunggulan-keunggulan yang dimiliki dunia
farmasi. Masyarakat juga cenderung akan berfikir positif dan akan membantu
farmasi dalam menangani menjaga masalah kesehatan di ruang lingkup sendiri,
masyarakat, dan nasional. Semoga semua pihak yang terkait dapat mengambil
manfaat dan selalu meningkatkan kesehatan diri maupun lingkungan sehari-hari
amin yarobalalamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar