Rabu, 26 Februari 2020

STRATEGI SUMEDANG DALAM MEMBANGUN KABUPATEN WISATA


Pariwisata merupakan salah satu aspek utama dalam mengembangkan kearifan lokal di suatu daerah. Tidak terkecuali kabupaten Sumedang yang sedang gencar-gencarnya mengabdikan diri sebagai kabupaten wisata. Sumedang memiliki banyak sekali potensi wisata yang dapat memanjakan liburan para wisatawan, salah satunya adalah Kampung Wisata Toga. Kampung ini letaknya tidak jauh dari pusat kota Sumedang yakni hanya berjarak 2 Kilometer saja. Alam yang indah disertai hamparan persawahan mampu memikat hati para wisatawan. Tidak hanya alamnya, potensi yang dimiliki kampung Toga adalah kontur tanah yang berupa dataran tinggi memberikan keluasan bagi syurganya olahraga paralayanag. Dilansir dari Kompas.Com, Sumedang menggelar kejuaraan paralayang tingkat international dalam West Java Paradliding World Championship And Culture Festival tepatnya pada 2-8 Oktober 2019 lalu. Kejuaraan ini sebagai ajang untuk mempromosikan Sumedang sebagai Syurganya paralayang sekaligus sebagai destinasi wisata kelas dunia.
Menurut Doni yang juga sekaligus Bupati Sumedang menyebutkan bahwa ada tiga pertimbangan kenapa Sumedang menyelenggarakan even tersebut diantaranya: Pertama, Sumedang adalah tempat yang strategis untuk olahraga paralayang tidak hanya untuk kompetisi level akurasi tetapi juga bagus untuk level fun fly atau terbang gembira di atas bendungan Jatigede. Kedua, Sumedang dijuluki “Puseur Budaya Sunda” atau pusat kebudayaan Sunda yang tidak bisa  ditemui di tempat lain. Dan yang ketiga, dukungan dari berbagai pihak seperti kerjasama dengan industri pariwisata, Pemda Provinsi Jawa Barat, FASI Paralayang, komunitas dan masyarakat  atau sebagai unsur pentahelix pariwisata.
Tidak hanya itu, Menteri Pariwisata saat itu yakni Arif Yahya juga sangat mendukung kegiatan ini, menurut beliau wisata olahraga itu dalam rangka mempromosikan pariwisata kabupaten Sumedang yang memiliki ikon Bendungan Jatigede. Selain itu, akan dikembangkan juga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata Jatigede sebagai destinasi pariwisata kelas dunia”, katanya (Kompas.Com).
Jika ditelisik lebih jauh implikasi dari sebuah olahraga terkhusus paralayang saat ini memang sedang naik daun, betapa tidak, wisata paralayang tercatat sebagai salah satu wisata yang menguntungkan. Tidak hanya dari segi ekonomi namun juga dari segi promosi wisata desa dan pemberdayaan masyarakat setempat. Berikut adalah hal-hal yang bisa dijadikan sebagai acuan kebijakan oleh pemerintah Jawa Barat khususnya kabupaten Sumedang dalam rangka mengembangkan pariwisata di bidang olahraga paralayang:
Pertama, Jika ingin mempromosikan pariwisata, hal utama yang harus dilakukan pemerintah adalah meningkatkan kapasitas diri, entah penyuluhan kepada masyarakat berupa pelatihan softskill, pun juga dengan sosialisasi gencar ke masyarakat agar mereka melek dengan wisata yang ada di sekitar mereka. Mengapa demikian? Karena masyarakat setempat adalah sumber daya manusia yang paling mumpuni untuk menangani daerah mereka. Salah satunya budaya atau kesenian daerah setempat dapat juga mereka promosikan di sela-sela olahraga atau sebelum olahraga berlangsung, diharpakan ada tarian daerah atau keunggulan daerah tersebut yang ditampilkan terlebih dahulu, sehingga dapat menarik minat wisatawan untuk mengetahui lebih dalam apa saja keunikan yang dimiliki Sumedang terutama di daerah dekat wisata.
Jika masyarakat sudah melek wisata, maka pemerintah akan lebih mudah untuk bersinergi membangun wisata berbasis masyarakat yang madani yaitu masyarakat yang hidup rukun, toleran, dan ramah kepada siapapun pendatang baru yang mengunjungi tempat mereka. Selain itu, masyarakat yang dibekali sofskill juga sangat diperlukan dalam rangka  mengasah kemampuan masyarakat dalam menangani setiap SOP (standar operasional) desa wisata. Salah satu caranya adalah membentuk kelompok-kelompok wisata di setiap dusun guna mempersiapkan kelompok-kelompok masyarakat yang cakap dalam melayani wisatawan. Sofskill ini bisa dilatih dengan mendatangkan profesional paralayang dari luar negeri atau dalam negeri dalam membantu memberikan pembelajaran atau training bagi masyarakat sekitar. Softskill masyarakat ini sangat dibutuhkan dalam membantu menunjang perekonomian sekitar terutama bagi masyarakat yang pengangguran.
Kedua, meningkatkan fasilitas dan kemanan desa wisata. Mengapa dua hal ini sangat penting? Ini dikarenakan fasilitas melakukan paralayang sangat dibutuhkan kehati-hatian dan keamanan yang tinggi. Jadi jika fasilitas dan keamanan tidak berdasarkan SOP, maka wisata tersebut tidak akan digandrungi orang, justru akan dijauhi karena tingkat keamanan yang minim. Solusinya, pemerintah dalam hal ini harus menyediakan fasilitas keamanan yang memadai guna menciptakan pengalaman paralayang yang unik dan luar biasa. Seperti  contoh penelitian berjudul Implementasi Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Pada Atraksi Wisata Paralayang Di Desa Kutuh, Kabupaten Badung di jelaskan bahwa ada beberapa syarat yang harus dipenuhi baik wisatawan maupun pengelola guna menjaga keselamatan. Diantaranya yang pertama diberlakukan kepada wisatawan adalah sebagai berikut:
1.)    Wisatawan akan diberikan briefing mengenai peraturan yang tidak boleh dilanggar dan arahan dalam melakukan aktivitas paralayang.
2.)    Usia yang diperbolehkan untuk mengikuti kegiatan paralayang maksimal berusia 60  tahun.
3.)    Wisatawan tidak boleh memiliki penyakit terutama penyakit jantung yang kronis
4.)    Wisatawan diwajibkan  memiliki fisik yang  berada dalam kondisi sehat dan siap  melakukan aktivitas paralayang
5.)    Wisatawan yang memiliki phobia ketinggian tidak dianjurkan untuk mengikuti kegiatan paralayang
6.)    Berat badan maksimal wisatawan tidak boleh lebih dari 90 Kg.
7.)    Wisatawan wajib menaati SOP yang sudah diarahkan, dan menggunakan peralatan  pengaman diri seperti helm, sepatu, dan harness  ( tempat duduk) untuk keselamatan  selama melakukan aktivitas Sebelum dilaksanakannya kegiatan paralayang, Briefing adalah hal penting yang harus diberikan instruktur kepada wisatawan Briefing  dilakukan untuk menghindari kecelakaan yang kemungkinan akan menimpa wisatawan apabila adanya kesalahan dari minimnya informasi tentang aturan yang dilakukan selama aktivitas paralayang. Instruksi yang diberikan oleh instruktur kepada wisatawan yang akan melakukan kegiatan wisata paralayang adalah:
1.)    Mengkonfirmasi ulang apakah wisatawan  sudah siap untuk melakukan kegiatan paralayang, baik secara jasmani dan rohani. Serta mengkonfirmasi ulang kesungguhan wisatawan untuk melakukan kegiatan paralayang
2.)    Memberi arahan dalam menggunakan peralatan keselamatan diri
3.)    Memberikan instruksi dan mengajarkan cara lepas landas, hal hal yang dapat dilakukan selama terbang dan mengajarkan cara landing atau mendarat.
4.)    Memberikan pengarahan kepada wisatawan agar tidak panikdan tetap tenang selama penerbangan
Persyaratan dan instruksi di atas sangat penting untuk membantu kedua belah pihak baik wisatawan maupun pengelola dalam menjaga stabilitas keamanan olahraga ekstrim tersebut agar tidak terjadi kecelakaan yang fatal.
Ketiga, menghadirkan sesuatu yang unik dan berbeda daripada wisata paralayang lainnya yang ada di berbagai daerah. Mengapa harus memiliki nilai beda, karena pada intinya sedikit berbeda lebih baik daripada tidak sama sekali. Nilai beda ini bisa di dapatkan dari sejauh mana wisatawan merasa nyaman untuk berlama-lama singgah di tempat itu. Jadi yang harus dilakukan pemerintah adalah membuka lahan wisata kuliner dan penginapan dekat dengan tempat olahraga paralayang. Hal ini akan menghasilkan komoditas yang tidak hanya bergerak dibidang olahraga saja, namun semua elemen tergabung menjadi satu entah itu kuliner yang memang menjadi khas daerah Sunda atau jawa Barat khususnya Sumedang, maupun tempat penginapan yang nyaman bagi wisatawan. Jika sudah ada akses dibidang ini, maka bukan tidak mungkin wartawan akan berbondong-bondong datang ke tempat wisata ini. Karena selain dapat melakukan olahraga, bisa juga kulineran sambil mencari view atau pemandangan yang indah.
Keempat, adanya usaha kreatif guna memuaskan konsumen dengan menjual barang-barang cendramata khas Sumedang. Usaha kreatif ini mampu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dan juga menambah pendapatan asli daerah. Betapa tidak, setiap wisatawan yang datang berkunjung di sebuah tempat wisata pasti mencari oleh-oleh yang khas dari suatu daerah, apalagi daerah tersebut pertama kali dikunjungi. Hal ini sebagai bentuk budaya masyarakat Indonesia yang gemar membawa pulang oleh-oleh untuk keluarga di rumah. Jadi bisa dipastikan pemerintah setempat harus sigap dan mampu membaca peluang ekonomi apa saja yang bisa dikembangkan di sekitar tempat wisata.
Seperti kisah Asep yang di lansir dari laman okezon.com yang pintar membaca peluang dengan cara membuat cendramata dari makanan khas Sumedang yakni tahu Sumedang. Tahu memang menjadi makanan primadona masyarakat Sumedang karena rasanya yang unik dan tidak bisa ditemukan di tempat lain. Namun kelemahan tahu tersebut ialah mudah basi karena tidak menggunakan pengawet, oleh karenanya Asep memiliki ide untuk membuat cendramata tahu Sumedang berbahan dasar silikon yang kemudian dapat dijadikan gantungan kunci dan lain-lain (https://jabar.tribunnews.com/2016/11/28/di-tangan-asep-tahu-sumedang-disulap-awet-dan-tak-pernah-busuk-sepanjang-masa?page=all).
 Usaha kreatif seperti ini harus tetap di galakan bahkan harus di support oleh pemerintah setempat dalam rangka membangun ekonomi kreatif atau industri rumahan. Jika masyarakat sudah memiliki skill yang mumpuni untuk membuat atau bahkan memasarkan cendramata, maka bukan tidak mungkin Sumedang akan menjadi daerah wisata yang dapat diperhitungkan dan sekaligus menjadi tujuan destinasi wisata favorit. Tidak hanya itu, untuk semakin menarik minat wisatawan perlu di galakkan festival tahuan berupa kuliner yang menyajikan semua makanan khas Sumedang dan Jawa Barat umumnya, apalagi makanan sunda yang terkenal dengan rasa yang unik. Festival kuliner ini dapat dilaksanakan di tempat berlangsungnya olahraga paralayang, jadi selesai menikmati olahraga paralayang, wisatawan dapat sambil kuliner ria menikmati sajian masakan sunda yang enak dan luar biasa beragam. Festival seperti ini dalam rangka meraup ekonomi kreatif dari masyarakat setempat. Dengan begini, tidak hanya pemerintah yang diuntungkan namun juga masyarakat sekitar pun akan mengalami peningkatan ekonomi yang signifikan. Ini sebenarnya tujuan sekaligus harapan pemerintah, yakni bgaiamana membangun wisata tidak hanya dari segi objek pariwisata namun juga menyeluruh ke segala aspek seperti pemberdayaan masyarakat desa sehingga perekonomian masyarakat pun ikut meningkat.
Terakhir adalah bagaiamana menumbuhkembangkan sikap konsisten baik dari pemerintah maupun masyarakat dalam mengelola pariwisata yang unggul ini. Sekali lagi program bisa terlaksana dengan baik jika terjadi kekompakan dan integritas antara pemerintah dan juga masyarakat. Cara yang tepat untuk memnjaga konsistensi tersebut adalah dengan cara menargetkan perencanaan dan pengawalan yang rapih dari pemerintah setempat yakni dengan mengadakan kegiatan rapat rutin per bulan dalam rangka evaluasi kegiatan apa saja yang sedang dan akan dicanagkan, apa yang belum terlaksana, dan bagaiamana target tercapai kedepannya. Evaluasi rutin harus tetap di galakkan sebulan sekali paling tidak untuk mengontrol dan mengetahui sejauh mana pencapaian yang telah di raih apakah ada peningkatan atau justru sebaliknya dan bagaiamana langkah strategis dalam meningkatkan capaian tersebut. Semoga rencana pemerintah Sumedang dalam hal ini menjadikan kabupaten Sumedang sebagai salah satu kabupaten berbasis wisata dapat berjalan dengan lancar dan kita doakan agar pariwisata Sumedang benar-benar memberikan kontribusi yang baik tidak hanya untuk wilayahnya namun juga untuk wilayah lain di Indonesia.

Senin, 25 Februari 2019

LITERASI MEDIA SEBAGAI UPAYA MELAWAN HOAKS DI TAHUN POLITIK



Suasana politik tahun ini kian panas akibat adanya hoaks yang bertebaran di media sosial. Setiap pendukung pasangan calon saling menebar kritik keras bahkan tak pelak menyebarkan berita yang tak pantas. Ajang pesta demokrasi yang seharusnya meriah kini berubah menjadi gerah akibat berita yang simpang siur dari segala arah. Seperti produk jurnalistik “gadungan” dalam bentuk tabloid, selebaran, atau majalah yang baru-baru ini santer terdengar. Tentu kejadian menimbulkan  efek gaduh di tengah masyarakat karena disamping meruntuhkan demokrasi juga mampu mengganggu kestabilitasan pemilu yang berlangsung. Konten-konten hoaks tersebut  tumbuh subur di media sosial. Hal ini terlihat dari setidaknya terdapat 62 konten hoaks terkait Pemilu 2019 yang teridentifikasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) selama Agustus-Desember 2018 (https://news.detik.com/berita/d-4368351/62-hoax-pemilu-2019-teridentifikasi-kominfo-ini-daftarnya).
Hal yang demikian  menjadi momok menakutkan dan terbilang cerdas karena pangsa yang di tuju adalah masyarakat media. Seperti yang kita ketahui bahwasanya tidak semua pengguna sosial media mampu menerima informasi dengan bijak. Hal ini dikarenkanan pemahaman yang minim tentang media sehingga mengakibatkan  arus informasi sulit untuk di saring. Oleh karena itu,  perlu ada edukasi berupa Literasi Media, agar bijak menggunakan sosial media dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti mempercayai hoaks. Adapun peran literasi media dalam menanggulangi hoaks di tahun politik diantara nya:
Pertama, literasi media sebagai upaya mendidik pengguna sosial media, terkadang pendidikan tidak hanya di dapatkan melalui bangku sekolah ataupun kuliah yang dalam hal ini tercantum sebagai pendidikan formal. Akan tetapi jauh di balik itu, kini media pembelajaran dapat ditemui dengan mudah tidak terkecuali di media sosial. Dengan berkembangnya teknologi komunkasi dan informasi yang kian modern, tentunya inovasi-inovasi juga harus mengikuti perkembangan tersebut secara beriringan. Dalam hal ini kita bisa mengembangkan pendidikan moral berbasis media sosial dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Mengapa hal ini perlu dilakukan? Karena esensi dari nilai tersebut mampu mengurangi setiap tindakan amoral atau kejahatan via media masa/online. Pertama, Ketuhanan yang Maha Esa, kita sebagai manusia yang bertuhan senantiasa selalu bertidak sesuai dengan koridor aturan yang di amantkan tuhan kepada diri pribadi masing-masing. Dalam media sosial, kita bisa mengamalkan nilai tersebut agar terhindar dari tidakan yang tidak baik (amoral) seperti menyebar berita bohong/ fitnah. Kedua, Kemanusiaan yag Adil dan Beradab, seperti yang kita ketahui bahwa manusia tidak hidup sendiri di dunia, ada banyak teman dan orang-orang sekitar yang harus kita hormati keberadaannya, oleh karena itu, ketika di media sosial, bijaklah menggunakan jari-jarimu, jangan pernah terlalu memaksakan kehendak, karena setiap orang memiliki persepsi dan pandangan masing-masing terhadap sesuatu. Ketiga,  Persatuan Indonesia, bersatu adalah wujud perdamaian abadi di dunia ini, tidak satupun orang yang menginginkan perselisihan bahkan peperangan, persatuan adalah tombak untuk mencapai kemenangan, dalam sosial media hendaknya kita jangan menyebarkan huru hara yang tidak penting yang nantinya akan berimplikasi pada keresahan di tengah masyarakat, ada baiknya kita menanamkan sikap toleransi dan menyampaikan pesan kebaikan di media sosial, seperti meperlihatkan bahwa perbedaan itu adalah suatu anugrah dan merupakan keajaiban yang indah. Dengan bersatu, kita bisa maju dan menjadi masyarakat yang tentram. Keempat, Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, bijaksana merupakan suatu keharusan tersendiri yang harus dimiliki seseorang, karena sejatinya berfikir bijak mampu membawa seseorang kepada kedewasaan dalam bertindak. Orang yang bijak senantiasa berfikir terlebih dahulu sebelum bertindak, hal ini dikarenakan tindakan yang terburu-buru malah akan menjadi boomerang bagi diri sendiri dan juga orang lain. Begitupun di media sosial, sebelum memposting atau membagikan sesuatu, hendaknya kita bersikap tabayyun (cross chek) terlebih dahulu sebelum menyebarluaskan, ini dilakukan semata-mata untuk terhindar dari fitnah yang akan membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Dan yang terakhir, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, adil disini berarti menempatkan sesuatu sesuai dengan porsinya, dalam hal bersosial media, kita seharusnya paham, bahwa apa yang kita sebarkan tersebut harus bernilai manfaat bagi pembaca. Karena dengan itu kita bisa meraih keseimbangan dalam segala lini kehidupan baik di dunia maya maupun dunia nyata.
Kedua, literasi media sebagai kontrol sosial online, seperti yang kita ketahui bahwasannya tujuan dari literasi media ini adalah untuk memberikan kesadaran kritis terhadap khalayak agar jangan mudah terpancing dengan ribuan informasi yang belum pasti kebenarannya. Seperti Pemilu tahun ini yang sarat akan berita hoaks, banyak media yang menampilkan konten berlebihan akibat fanatisme terhadap pasangan calon, bahkan ada juga media yang hanya sekedar dibayar lalu menyebarkan berita hoaks dimana-mana. Hal ini tidak hanya berdampak di kalangan pengguna sosial media, akan tetaapi terancam memberikan desas desus yang akhirnya membuat masyarakat resah, yang ada hanyalah debat sana-sini, perselisihan yang tidak mengenal ujung, dan bahkan yang paling parah dapat mengancam keutuhan NKRI. Miris bukan? Nah, oleh karena itu, disinilah peran literasi media untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam hal mengubah pola pikir pengguna media sosial. Pertama, sebagai warga negara yang baik tentu kita harus berperan aktif memberikan aksi nyata untuk menjaga keutuhan demokrasi dan kredibilitas pemilu,  salah satunya dengan cara melaporkan segala bentuk tidakan kecurangan seperti black campign (kampanye hitam), ujaran kebencian, fitnah, dan hoaks, yang hal tersebut dapat kita laporkan kepada pihak-pihak terkait seperti Polisi dan Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu). Selanjutnya kita juga bisa memanfaatkan media sosial kita untuk kampanye yang sehat yakni menyampaikan kebaikan atau trek record pasangan calon yang diusung tanpa menjelekan pasangan calon lainnya. Jika hal ini dilakukan maka tidak akan ada lagi perseteruan sengit diantara pendukung calon, bahkan pemilu akan melahirkan sejarah baru dengan aktifitas yang berjalan damai tanpa perpecahan.

Minggu, 29 April 2018

MEMBANGUN INTEGRITAS PETANI NTB MENUJU KETAHANAN PANGAN NASIONAL


MEMBANGUN INTEGRITAS PETANI NTB MENUJU KETAHANAN PANGAN NASIONAL

Pangan merupakan aspek yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya pangan, masyarakat di seluruh dunia tidak dapat bertahan hidup karena akan terjadi ketidakseimbangan yang menyangkut sosial, politik, dan ekonomi di suatu negara. Hal ini senada dengan ungkapan pepatah yang menyebutkan bahwa suatu negara dikatakan besar apabila negara tersebut mampu mencukupi kebutuhan pangan bagi seluruh masyarakatnya atau bahkan mampu mensuplay pangan untuk negara lain. Nah tersedianya bahan pangan tidak lepas dari peran utama sang pahlawan pangan yakni petani. Tanpa adanya jasa petani maka bisa dipastikan  setiap kebutuhan yang berkaitan dengan pangan seperti beras, gandum, dan lain sebagainya akan sulit ditemukan dan pastinya akan menjadi masalah besar ditengah masyarakat. Hal ini seperti yang tertuang dalam UU No. 18/2012 tentang pangan yang menyebutkan bahwa Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan (bulog.co.id).         Namun berkenaan dengan hal tersebut, terjadi berbagai problema yang menyelimuti masalah ketahanan pangan di Indonesia. Berbagai hal seperti kurangnya respon pemerintah dalam mensuport petani baik dalam segi moral maupun materil turut menjadi biduk permasalahan yang tidak dapat dipecahkan hingga saat ini, selain itu pendidikan petani yang masih kurang menyebabkan petani sulit memproduksi bahan pangan secara maksimal dan efisien karena terhalang oleh pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah hasil pertanian, hal yang tak kalah penting untuk dikaji ialah mengenai lahan pertanian yang semakin menyempit sehingga para petani tidak dapat menanami lahan pertanian yang luas melainkan lahan dialih pungsikan menjadi perkotaan atau pembuatan proyek-proyek yang jika dikaji minim aspek kebermanfaatanya karena jika lahan pertanian semakin sempit, maka petani akan menjadi pengangguran dan akan menambah masalah sosial di dalam masyarakat. Hal senada juga terjadi di salah satu provinsi yang populer dengan julukan pulau seribu masjid ini, dimana lagi kalau buka di pulau Lombok provinsi NTB. Berikut penulis akan paparkan apa sebenarnya yang menjadi titik pangkal permasalahan dan faktor penyebab terhambatnya peningkatan hasil pertanian di NTB dan bagaimana solusi serta strategi yang tepat dalam mengatasi permasalahan tersebut.

Pertama, Adanya anggapan bahwa seorang petani memiliki  masa depan yang kurang bagus. Karena kebanyakan orang yang bekerja sebagai petani tergolong orang yang miskin dari segi materi. Hal ini menyebabkan masyarakat yang memang sudah bergelut dibidang pertanian menjadi pesimis bahkan frustasi. Karena mindset tersebut, seseorang enggan untuk menjadi petani bahkan mereka cenderung beralih profesi sebagai wiraswasta, pegawai, dan lain-lain yang dianggap lebih tinggi pangkatnya dibandingkan petani. Dengan masih banyaknya petani yang miskin maka kehidupan petani akan semakin tertekan terlebih di dunia yang serba modern ini semua hal berkaitan dengan materi. Hal ini juga terjadi dikarenakan kurangnya respon atau apresiasi dari pemerntah kepada petani. Jika petani di di Lombok semakin sedikit maka bisa dipastikan hasil pertanian tidak akan maksimal. Fenomena ini tentu menjadi masalah besar di tengah keterpurukan pangan saat sekarang ini. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan data yang penulis kutip dari laman Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN – SETJEN DPR-RI, bahwa terjadi penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian dari tahun 2003 ke 2013. Nah, disini peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk mengubah mainset masyarakat yang selama ini keliru. Bahwa menjadi seorang petani bukanlah hal yang tercela melainkan petani adalah suatu profesi yang sangat mulia karena jasanya semua orang diseluruh duni dapat bertahan hidup sampai dengan detik ini. Berkenaan dengan hal tersebut apakah kita pernah mengapresiasi bahwa bekerja sebagai petani itu merupakan suatu hal yang sangat mulia? Apakah setiap orang pernah menempatkan profesi petani di urutan kelas paling atas? Apakah pemerintah sudah mengapresiasi peran yang begitu besar yang dilakukan petani ? Jawabanya ada pada diri individu masing-masing maupun pemerintah yang seyogyanya mengayomi harkat dan martabat seorang petani.

Kedua, lahan pertanian di NTB semakin mengalami penyusutan akibat dari progresnya pembanguan di wilayah ini. Betapa tidak, dulu NTB yang terkenal dengan julukan Bumi Gora (Bumi Gogo Ranca) pada masa kepemimpinan presiden Soeharto mampu menjadi daerah swasembada pangan dan mensuplay bahan makanan bagi sebagian besar masyarakat saat terjadi krisis ekonomi pada masa itu. Namun sekarang apa yang terjadi, gagal panen terjadi dimanana-mana akibat hama dan cuaca yang kurang bersahabat. Hal tersebut berbanding terbalik seratus delapan puluh derajad. Pasalnya kita lihat faktanya di Kota Mataram yang juga sebagai ibukota provinsi NTB. Pesatnya pembangunan menjadikan kota ini penuh dengan keramaian, pusat perbelanjaan, dan lain sebagainya. Jika fenomena ini terus berlanjut, lalu pertanian mau di apakan? Apakah lahan pertanian akan terus digusur dan diganti dengan gedung-gedung megah sehingga terlihat moderen dan keren? Tentu jawabannya tidak. Karena dengan menyempitnya lahan pertanian, hasil pertanian pun akan menurun dan berakibat kepada ketidakseimbangan antara sumber daya pangan dan sumber daya manusia yang semakin pesat. Selain itu, jika lahan pertanian menyempit bahan makanan akan sulit di dapatkan dan hal tersebut membuat kita menjadi ketergantungan impor dari negara lain dan kita tidak akan pernah menjadi negara yang kuat dengan swasembada pangan yang mencukupi. Bahkan sebaliknya kita akan terus bergantung kepada negara lain, hal ini lucu bukan? Melihat negara kita yang penuh akan kekayaan alam yang melimpah ruah namun pada kenyataannya kita tetap saja mengemis impor bahan makanan dari negara orang. Kapan kita bisa maju dan mandiri tanpa ketergantungan? Coba bayangkan jika di setiap provinsi di Indonesia mengalami penyempitan lahan pertanian seperti ini maka ketahanan pangan akan semakin memburuk dan hasil pertanian  pun tidak akan pernah meningkat karena lahan yang akan ditanami tanaman pangan jumlahnya sangat sedikit.

Ketiga, Rendahnya pendidikan petani mengakibatkan hasil pertanian tidak dapat dikelola dengan baik dan maksimal. Begitu pentingnya pendidikan dan keterampilan khusunya bagi petani untuk menunjang aktivitasnya dalam mengelola hasil pertanian dan memperkokoh ketahanan pangan nasional. Jika tidak ada pengetahuan dan keterampilan yang memadai maka petani hanya mampu menanam saja tanpa tahu bagaimana kelanjutan dari tanamannya tersebut dan harus dipergunakan untuk apa hasil pertaniannya sesuadah dikelola. Di NTB khusunya, pendidikan petani belum merata. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya kurangnya sosialisasi pemerintah terhadap pemberdayaan petani dan sosilisasi mengenai pentingnya pendidikan bagi petani demi keberlangsungan pertanian yang terpadu, selain itu faktor dari dalam dari diri petani yang cenderung malas belajar ilmu pengetahuan karena menganggap bahwa kemampuan yang dimilikinya sudah turun temurun dari nenek moyangnya dan berbekal pengalaman sehari-hari saja sehingga pendidikan dianggap kurang penting dan diabaikan. Tapi kita lihat kenyataannya sekarang, bahwa bertani bukan hanya pasal bagaiman cara menanam atau bagaimana cara memberi pupuk atau memanen, tapi lebih kepada bagaimana cara bertani yang baik dan benar sehingga bisa menghasilkan pangan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Jika masyarakat petani kurang memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan yang cukup maka hasil pertanian tidak akan bisa maksimal dan bahkan akan mengakibatkan gangguan pada hasil pangan itu sendiri seperti gagal panen akibat penggunaan pupuk berlebihan yang mengakibatkan Ph tanah tidak bagus, tidak bisa memprediksi keadaan cuaca dengan baik sehingga setip musim terjadi gagal panen, tidak tahu bagaimana cara mengolah sistem pertanian terpadu yang sehingga hasil yang didapat kurang berkualitas, tidak tahu pangsa yang luas sehingga komoditas yang bernilai tinggi justru menjadi konsumsi sendiri saja tanpa melihat peluang bisnis di dalamnya, dan masih banyak lagi.

Dari fakta dan permasalahan tersebut, tentu kita sebagai generasi muda sangat miris terlebih untuk kemajuan pangan nasional kedepannya.Oleh karena itu, berikut penulis akan sampaikan solusi yang insyaalloh dapat bermanfaat bagi keberlangsungan peningkatan hasil pertanian demi ketahanan pangan nasional.

Pertama, mengenai kurangnya aprsiasi pemerintah terhadap para petani dan maenset yang keliru di tengah masyarakat mengenai profesi petani. Hal ini bisa ditanggulangi dengan membangun mental petani menuju petani yang kreatif dan terpadu. Caranya pemerintah NTB perlu membangun komunikasi yang intens dengan petani dalam hal ini dinas pertanian agar mental petani mampu bersaing di kanca nasional maupun internasional dengan memberikan kepercayaan bahwa produk yang dihasilkan merupakan produk yang berkualitas dan bermutu. Jika mental petani sudah dibangun maka bisa dipastikan petani akan lebih tergugah dan termotivasi untuk selalu menghasilkan produk yang berkualitas tinggi gumna menunjang perekonomian keluarga, daerah, maupun negara. Selain itu strategi lain yang juga dapat diterapkan yaitu membangun akses-akses yang dapat menunjang integritas petani seperti pendirian koperasi di setiap desa (KUD) agar hasil panen pertanian terorganisir dengan baik dan bersistem teratur serta terpadu. Dengan menerapkan sistem ini maka setiap petani tidak akan khawatir dan kebingungan untuk mengorganisir kemana hasil pertaniannya akan dibawa karena sudah ditampung di satu tempat yang memang menyediakan hasil pertanian serupa, hal ini juga membuat petani tidak akan merasa dirugikan oleh ketidakstabilan harga yang cenderung ditetapkan oleh perseoranagan. Nah solusi lain yang juga tak kalah penting ialah pengadaan sarana-prasarana yang memadai dan harus di suport oleh pemerintah dan bila perlu berbasis teknologi agar lebih efisien. Karena walaupun ada sebagian petani yang menggunakan teknologi moderen untuk menglah pertaniannya tapi ada sebagian besar lagi yang belum menggunakan teknologi untuk membantu meringankan pekerjaan para petani alias penggunan teknologi dalam pangsa pertanian belum merata di NTB. Dan yang selanjutnya perlu ada perusahaan khusus yang menjadi monitoring pertanian di masing-masing wilayah atau di setiap provinsi seperti halnya di NTB agar hasil penjualan merata sehingga pendapatan yang diperoleh petani pun merata dan tidak ada yang  merasa dirugikan. Dengan begitu, maka setiap hasil pertanian akan terus berkembang pesat dan pangan nasional pun akan meningkat sehingga ketahanan pangan negara kita terjaga bahkan kita dapat mengekspor bahan pangan yang lebih berkualitas ke negara lain.

Kedua, masalah semakin menyempitnya lahan pertanian di NTB, sekarang ini kita ketahui bahwa ada konsep yang mengatur mengenai tata kelola lahan berdasarkan pembangunan berkelanjutan. Nah ini bisa kita manfaatkan untuk menafsirkan mana lahan yang boleh digusur untuk kepentingan umum seperti pembuatan pertokoan, pusat perbelanjaan, perkantoran, dll, dan mana lahan yang potensial untuk dijadikan wilayah bertani yang subur. Jadi sebagai pemerintah perlu ada tindakan lebih lanjut mengenai penggunaan lahan yang potensia. jangan hany sekedar melihat dari aspek keindahan saja namun harus dikaji dulu secara lebih mendalam agar terjadi keseimbangan juga antara alam dan manusia nantinya. Selanjutnya, pemerintah juga perlu mempertimbangkan luas lahan pertanian dengan luas lahan yang akan dijadikan pembangunan wilayah perkotaan. Karena hal tersebut akan berdampak besar bagi keberlangsungan pangan saat sekarang ini, terlebih lagi di NTB yang sebagian besar bahkan 90% masyarakatnya berprofesi sebagai petani. Jika lahan pertanian menyempit maka bisa dipastikan petani tidak bisa leluasa bertani dan hasil yang didapat pun akan menurun bahkan mungkin hanya bisa di konsumsi untuk diri sendiri dan keluarga saja tanpa berfikir akan menjual atau bahkan menyuplai pangan ke luar daerah. Nah, jika sudah begini maka akan terjadi gangguan pangan yang diakibatkan oleh menyempitnya lahan pertaian. Oleh karena itu, pemerintah perlu mendukung petani atau pro petani dengan memberikan keleluasaan bagi petani untuk menanami lahan dengan maksimal agar hasil pertaniannya pun tercukupi.

Ketiga, masalah rendahnya pendidikan petani  yang mengakibatkan hasil pertanian tidak dapat dikelola dengan baik dan maksimal. Hal ini perlu menjadi perhatian yang lebih besar dari pemerintah, mengingat petani merupakan tulang punggung bangsa yang jasanya sangat vital dalam kehidupan. Menurut penulis ilmu pengetahuan sangat penting dimiliki oleh setiap orang terlebih lagi seorang yang berprofesi sebagai petani, karena selain meiliki kemampuan untuk mengetahui cara bertani dengan benar, ia juga harus cerdas melihat peluang usaha dari hasil pertanian yang dihasilkan tersebut. Oleh karena itu, diperlukanlah pendidikan bagi para petani agar petani mampu menjalankan roda pangan di pangsa yang lebih luas lagi. Selanjutnya yang perlu di canangkan pemerintah yaitu memberikan pendidikan keterampilan yang terpadu dan sistematis mengenai bagaimana cara pengolahan pertanian mulai dari  pra panen hingga pasca panen agar hasil panen berkualitas dan hasil panen meningkat. Dan yang tak kalah penting adalah melakukan sosialisasi sedini mungkin kepada para petani sehingga jika ada kesulitan yang dialami petani, pemerintah bisa sigap dan cepat mengatasi permasalahan tersebut. Sosialisasi keterampilan dalam bertani dapat dilakukan pemerintah dalam hal ini dinas pertanian dan dapat pula dilakukan oleh mahasiswa yang sedang praktik kerja lapangan (PKL) yang sedang berkuliah di jurusan pertanian dan dosen-dosen fakultas pertanian serta aktivis-aktivis pertanian lain yang mampu membantu petani mengetahui lebih dalam bagaimana cara bertani yang baik dan benar berdasarkan prosedur dan sistem yang sudah terpadu.

Dari fakta dan permasalahan yang terjadi serta solusi yang sudah diberikan, pesan yang dapat kita petik adalah bagaimana cara menghargai seseorang sekecil apapun seperti halnya profesi sebagai petani. Karena sikap menghargai mampu menjadikan sebuah negara kokoh dan kuat. Selain itu ketahanan pangan dapat tercipta apabila sebuah negara melakukan koordinasi dan komunikasi dengan baik antar satu dengan yang lainnya atau antar pemerintah dengan masyarakatnya. Seperti di NTB, kerja keras sudah pasti dibutuhkan ingin mencapai tujuan dan tujuan tersebut dicapai melalui serangkaian proses yang matang. Semoga NTB khususnya dan Indonesia umumnya dapat menjadi negara swasembada pangan yang berintegritas dan sejahtera dengan peningkatan hasil pertanian yang terpadu demi mencapai ketahanan pangan nasional amin.














Cerpen Inspiratif


DI BALIK JENDELA KELABU

Hingar bingar suara kereta api sudah mulai mehilang dari alun-alun kota yang penuh keramaian. Suhu kini mulai merendah seiring tenggelamnya matahari yang pulang keperaduan sejak tadi. Kota itu tampak kaku bagai mayat yang tak berdaya seakan jasad ditinggalkan ruhnya. Dalam kegelapan malam yang hanya di sinari oleh bulan sabit yang juga hendak menghilang, sesosok bayangan duduk di sebuah stasiun kereta yang tampak amat sepi oleh makhluk yang biasa berkeliaran. Kemanakah mereka , apakah mereka sedang tidur nyenyak di rumah megah yang dikelilingi emas, ataukah mereka berkeliaran dijalan bagai burung yang kehilangan sarangnya. Entahlah, namun sesosok bayangan tersebut sedang merenung ataukah tertidur pulas dalam alam bawah sadar.

#

Kini pagi yang cerah datang menyambut kota yang mati semalam itu, bagaikan seseorang yang mati suri, kota itu kembali ramai oleh suara kereta yang gaduh dan suara makhluk social yang riuh. Aktivitas pun segera dimulai, terlihat dengan adanya segerombolan penumpang yang ingin berangkat kerja, seklompok orang yang berdagang dan sekolompok orang yang berlalu lalang . Namun, dari tadi malam sampai sekarang, penglihatann ku hanya terfokus ke salah seorang anak kecil yang masih tertidur di bangku stasiun. Ia tampak tidak bergerak dan bernafas dari kejauhan , namun ketika ku mencoba lebih dekat ia masih bernyawa dan masih menghembuskan nafas. Aku duduk di dekatnya, selang beberapa waktu ia terbangun kerena mendengar suara kereta yang baru tiba mengantar penumpang, Ia terkejut ketika melihat mata ku hanya tertuju padanya, tanpa basa basi ia langsung pergi tanpa sepatah kata pun. Aku semakin bingung dan penasaran tentang anak itu dan ingin mengetahui lebih lanjut mengapa ia sering tidur sendiri di stasiun kereta yang amat sepi dan menyeramkan itu.

Tak butuh waktu lama, akibat kegigihan dan rasa penasaran yang ku miliki, aku mendapat sedikit informasi mengenai anak tersebut, Ia ternyata bernama  Ridho dan tinggal di dekat kali yang tak jauh dari  stasiun kereta. Ia memiliki seorang ibu yang lumpuh total akibat terlindas kereta api. Aku terus menggali informasi yang sekiranya bisa ku dapatkan lewat orang-orang sekitar bahkan dari Ridho langsung. Tujuan ku bukan hanya sekedar ingin tahu apa dan bagaimana kehidupan Ridho, namun aku penasaran mengapa ia bersifat digin kepada semua orang disekitarnya. Setiap pagi dan Sore aku sengaja singgah di kota kumuh dekat stasiun kereta itu, tak lain tujuan ku ialah hanya sekedar ingin bertemu Ridho dan bertanya langsung apa yang mengganjal di benak ku.

Suatu sore ketika aku kembali singgah di stasiun itu, aku melihat Ridho sedang ngamen dengan botol minuman yang didalamya ada beberapa kerikil kecil yang bisa sekedar membunyikan suara ribut di telinga. Aku mendekat dan menyapanya .

“ Kamu Ridho kan , anak kecil yang sering ngamen disini ???

“ Darimana kamu tau nama ku, dan untuk apa kau bertanya padaku ???”. Ia terlihat menjawab dengan nada yang sedikit keras dan kelihatan ingin melarikan diri. Namun aku dapat menggapai tangan mungilnya walaupun ia berusaha sekuat tenaga ingin melepaskan diri, merasa sudah tak berdaya, ia menyerah dan pasrah .

“ kamu kenapa lari , aku orang baik kok, nama ku Nayla”. Aku memperkenalkan diri walau sebenarnya ia mungkin tak igin tau nama ku atau bahkan tak ingin mengenalku.

“Aku tak perlu lagimemperkenalkan diri karena kau sudah tau sendiri siapa nama ku,”.

Aku memang tau nama mu dari orang sekitar sini yang terbiasa lalu lalang , aku sengaja mencari informasi karena aku penasaran dengan sosok seorang anakkecil yang selalu tidur menyendiri di bangku stasiun sendiri tatkala semua orang sudah meninggalkan stasiun, tapi kau masih saja sendiri merenung, kamu adalah Ridho, kamu tinggal di kali dekat stasiun kereta ini, dan kamu tinggal dengan ibumu yang lumpuh’. Aku mencoba menjelaskan agar Ridho tidak kebingungan mengenai tujuan ku mencari informasi tentang dirinya.

“ kau memang benar, Aku tinggal dengan ibuku yang lumpuh akibat terlindas kereta api yang menuju arah Surabaya”. Ridho berlari kearah rumah kumuh dekat kali yang hanya berdinding terpal dan kardus bekas yang tak layak pakai, pintupun tidak ada dan hanya beralaskaan pakain yang sudah dibuang dan taklayak pakai. Ia menyuruh ku mengikutinya. Sesampai disana, Aku sangat terkejut melihat keadaan ibu Ridho yang tergeletak mengenaskan dengan kedua kaki yang sudah tidak ada dan jauh dari kata perawatan medis, kakinya hanya dibiarkan terpotong dan semakin lama membengkak akibat iritasi dan selalu mengeluarkan darah akibat tidak melalui proses operasi yang kita kenal dengan amputasi. Saking kagetnya, aku lupa mengucapkan salam kepada ibunya.

“ Assalamu’alaikum, Aku Nayla  buk, senang bertemu dengan ibu”. Ucapku sambil meneteskan air mata karena tak kuat menahan haru dengan keadaan keluarga kecil itu.

Waalaikumussalam, aku maimunah ibunya Ridho”. Ia menjawab ku dengan lembut dan heran, karena menurutnya aku adalah orang pertama yang menginjakkan kaki dirumah kumuh nan mungil itu selain Ridho.

Kini aku tahu kisah tentang seorang anak kecil yang sangat misterius dan suka menyendiri di stasiun tatkala orang sudah menghilang . ridho ditinggal ayahnya begitu saja karena melihat istrinya sudah tak berdaya lagi dan tidak ada biaya berobat, ia beralasan keluar kota untuk mencari nafkah, namun dalam beberapa bulan ia menghilang tanpa jejak bagai ditelan bumi, selang beberapa waktu lagi mereka mendengar kabar bahwa Ayah Ridho telah menikah dengan orang Jambi. Ridho tak kuat mendengar kabar tersebut, dari situlah ia menjadi seorang anak yang pendiam dan misterius, sehingga kebanyakan orang menganggap ia ada keterbelakangan mental . Namun, disamping  anggapan miring mengenainya, Ia tak pernah sekalipun mendengar kata orang karena ia dianggap pendiam dan misterius. Ia mencari makan untuk ibunya dan dirinya sendiri dengan ngamen sehari-hari di stasiun kereta.  

Setelah panjang lebar curhat, saya pun pamit pulang kepada keduanya. Namun aku lagi-lagi terkejut dengan banyaknya kerumunan orang di luar beserta Satpol PP tak ketinggalan alat berat yang telah disiapkan pemerintah untuk menggusur areal kumuh itu karena dianggap tidak memiliki ijin mendirikan rumah dan untuk kepentingan umum. Ridho yang tak terima dengan hal tersebut memberontak bagai orang gila yang ganas, si kecil mungil itu berani melawan petugas yang ratusan banyaknya, warga yang mendirikan perkampungan kumuh di sekitaran kali itu, cenderung pasrah dan tak bisa berbuat apa-apa, namun Ridho dengan kegigihanya Ia berdiri dengan berani di depan alat berat yang akan menerjang rumah satu-satunya itu. Tanpa ingin mengurungkan niatnya ia tetap berdiri di tempat itu walau nyawa taruhannya. Aku yang melihat dengan mata kepala ku sendiri merasa bermimpi melihat keberanian anak sekecil itu menantang maut, warga sekitar juga mencoba mengambil Ridho, namun ia tidak rela rumah semata wayang tempat tinggal ia dan ibunya digusur begitu saja. Akhirnya tanpa berfikir panjang petugas menyalakan mesinnya dan langsung menggusur perkampungn kumuh itu termasuk Ridho yang bersikeras tak ingn meninggalkan rumah itu, Ridho yang malang dan Ibu yang tragis tertimbun oleh alat berat dan terkubur bersama di rumah kumuh itu. 



TAMAT




















Kerjasama Indonesia dengan Korea Selatan


“INDONESIA DAN KERJASAMA YANG MENGUNTUNGKAN DI MASA DEPAN”

Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi yang sangat besar baik dari segi fisik maupun non fisik, seperti sumber daya alam, kebudayaan, suku bangsa, dan bahasa. Tidak hanya itu, potensi besar yang juga dimiliki Indonesia yakni pada sektor industri baik perdagangan, pariwisata, bahan baku, dan juga energi  terbarukan. Hal tersebut salah satu dari banyak hal yang menjadikan  Indonesia sebagai lahan investasi yang menjanjikan bagi kebanyakan negara di dunia. Tidak  terkecuali negara Korea Selatan yang pada tahun 2017 kemarin resmi mengadakan kerjasama intensif dengan Indonesia yakni meningkatkan kemitraan strategis kedua negara menjadi Special Strategic Partnership dimana kerjasama tersebut menitikberatkan pada  kerja sama akselerasi industrilisasi di Indonesia dengan menandatangani tiga MOU yakni dalam bidang Industri, transportasi, dan juga kesehatan. Dari ketiga point tersebut, kita dapat mengambil makna strategis yang akan mengutungkan kedua belah pihak terutama bagi Indonesia:

Dalam bidang industri, seperti yang kita ketahui bahwa Korea Selatan memiliki andil besar dalam pengembangan industri di Asia yakni dalam bidang teknologi dimana pemerintah Korea mengacu kepada peningkatan konsep Universitas Riset (research center) yang secara aktif melakukan penelitian-penelitian, salah satunya Korea Technology Transfer Center (KTTC) yang didirikan tahun 2000. Selain itu pada tahun 2004, pemerintah Korea menggelontarkan dana sebesar US$ 22 miliar untuk pengembangan teknologi yang menghasilkan lebih dari 300 ilmuan yang berpengaruh dalam bidang perindustrian (https://ajarekonomi.com). Dari keunggulan tersebut kita dapat meningkatkan kerjasama untuk membentuk peneliti-peneliti muda berbasis IT yang nantinya diharapkan mampu memberikan inovasi baru seperti menciptakan terobosan baru untuk peningkatan hasil pertanian di Indonesia yang tentunya berbasis teknologi sehingga petani tidak mengeluarkan biaya yang besar namun hasilnya sedikit, tetapi sebaliknya petani dapat mengeluarkan tenaga dan biaya yang sedikit namun hasilnya memuaskan. Teknologi ini perlu dikembangkan mengingat Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia, oleh karena itu, hal-hal yang dapat meningkatkan eksistensi dan efektifitas pertanian perlu di diberdayakan bahkan diterapkan ke seluruh lapisan masyarakat agar Indonesia mampu menjadi negara swasembada dan tidak lagi meng-impor bahan dari luar. Selain itu, kerjasama yang dapat dikembangkan yaitu industri kreatif, dimana kita dapat berkaca pada Korea Selatan yang sudah lebih dulu terkenal dengan jargon “K-POP” mereka, tetapi kita tidak harus sama seperti mereka, melainkan kita harus mengembangkan kreatifitas dibidang perfileman sesuai dengan identitas bangsa. Sebaliknya kita bisa transfer ilmu dari mereka tentang bagaimana cara menghasilkan film-film yang berkualitas dengan bantuan teknologi canggih. Karena seperti yang kita ketahui bahwa masyarakat Indonesia saat ini sudah mulai melirik industri film yang pangsanya sudah gobal sehingga mampu menyedot perhatian banyak kalangan, oleh karena itu industri kreatif dalam bidang perfileman sangat cocok dikembangkan di Indonesia karena  diharapkan mampu memberikan pesan moral yang baik dan juga peluang kerja yang efektif bagi banyak orang. Terakhir yang ingin penulis sampaikan bahwa kerjasama antara Indonesia dan Korea Selatan mampu meningkatkan daya saing Indonesia di mata dunia terlebih karena kerjasama yang dilakukan memberikan feedback yang sangat luar biasa bagi eksistensi dan perkembangan industri di Indonesia kedepannya, oleh karena itu kerjasama perlu dilakukan dalam rangka menggali potensi-potensi lokal yang nantinya mampu menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang mandiri dan berdaya saing global.

Minggu, 18 Maret 2018

“PERS SEBAGAI PIONIR ANTI BERITA HOAX”



“PERS SEBAGAI PIONIR ANTI BERITA HOAX”
Pers merupakan salah satu lembaga yang memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu negara, terlebih lagi di negara Indonesia yang menganut sistem demokrasi. Betapa tidak, Pers sebagai lembaga yang menjembatani hubungan antara masyarakat dan pemerintah yaitu sarana untuk melakukan komunikasi dua arah seperti memudahkan pemerintah menyampaikan kebijakan-kebijakan yang sudah maupun yang akan diterapkan, sedangkan masyarakat pun juga dapat menyalurkan aspirasinya melalui media dan sebagainya. Namun, akhir-akhir ini Indonesia diguncang oleh adanya berita “HOAX” yang kian hari makin menghawatirkan, bahkan ada yang mengatakan bahwa tantangan Indonesia di tahun 2017 adalah memerangi berita palsu atau yang sering dikenal dengan sebutan hoax. Tentu hal ini menjadi sorotan tajam baik dari pemerintah, masyarakat, dan tentunya Pers yang juga seyogyanya sebagai pionir dan garda terdepan dalam melawan masalah hoax. Bukan tanpa alasan  fenomena  ini menjadi viral, tetapi karena dampak yang ditimbulkan sangat luas dan beragam serta cenderung sangat meresahkan.  Motif pelaku pun sangat bergam mulai dari menyoroti masalah dari salah satu lembaga pemerintahan, penculikan anak, sampai yang paling parah yakni memfitnah bahkan mencaci atau membuly pihak yang dituju. Seperti berita penculikan anak yang baru-baru ini viral dan meresahkan sebagian besar masyarakat khususnya di Provinsi NTB. Kabid Humas Polda NTB AKBP Tri Budi Pangastuti mengatakan, adanya isu yang menyatakan terjadi upaya penculikan anak, sangat meresahkan masyarakat. Padahal, isu tersebut bohong dan tidak benar.”Isu penculikan anak yang banyak beredar belakangan ini, itu bohong,” kata Tri Budi, kemarin (17/3) (http://www.lombokpost.net/2017/03/17/polisi-isu-penculikan-anak-hoax/). Berita ini sangat mencuri perhatian masyarakat dan bahkan ada sebagian orang tua yang takut mengantar anaknya yang masih kecil untuk bersekolah karena khawatir akan adanya penculik yang berkeliaran.
Nah, melihat kejadian  ini banyak pihak yang dirugikan oleh si pembuat berita bohong. Dan yang menjadi pertanyaan banyak orang ialah, siapa dalang dari berita tersebut dan siapa pula yang akan membasmi berita hoax tersebut?  Jawabannya adalah lembaga Pers. Karena lembaga inilah yang menaungi segala aktivitas yang berhubungan dengan pemberitaan baik lisan maupun tulisan. Oleh karena itu, Pers harus memainkan peranannya  secara profesional dan objektif dalam mengungkap fakta-fakta secara lebih transparan dan menyiarkan informasi yang tentunya dapat mengedukasi masyarakat. Seperti perannya yang tertuang dalam pasal 6 UU No. 40 tahun 1999 tentang pers, sebagai berikut : 1) Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui: 2) Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum, hak asasi manusia, serta menghormati kebhinekaan: 3) Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benar: 4) Melakukan pengawasan, kritik, koreksi dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum: 5) Memperjuangkan keadilan dan kebenaran (https://halil4.wordpress.com/2010/01/11/bab-3-peranan-pers/). Berdasarkan peran tersebut, Pers harus menjadi garda terdepan dalam menangkal berita hoax dan harus menjadi  pionir dalam mengumandangkan fakta dan kebenran. Nah, adapun cara yang dapat dilakukan baik lembaga Pers, pemerintah, maupun masyarakat untuk menumpas berita bohong alias hoax diantaranya:
Pertama, Lembaga Pers  harus memiliki jaringan atau link terhadap seluruh komponen baik media massa, media cetak, maupun media elektronik dalam bentuk “Username Perizinan Penerbitan bagi setiap perusahaan maupun wartawan yang akan menerbitkan berita dalam bentuk apapun untuk menyaring apakah berita tersebut sudah pantas di konsumsi publik dan tidak mengandung SARA dan sebagainya sebelum di sebarluaskan. Apabila hal seperti ini dilakukan maka dapat dipastikan setiap berita yang mengandung unsur kebohongan dapat di deteksi dengan cepat siapa dalang yang menulis, kapan dia menyebarluaskannya, dan apa motif dibalik hal tersebut. Selain itu untuk menumpas pelaku hoax sampai pada ke akar-akarnya, dibutuhkan sinergi dari semua pihak baik lembaga pendidikan, pemerintah maupun masyarakat. Melalui lembaga pendidikan, peran guru sangat penting dalam mendidik akhlak berupa kejujuran untuk setiap peserta didik. Karena hal ini dapat menstimulasi otak dan bahkan perbuatan yang akan dilakukan kelak jika sudah dewasa. Tak hanya itu, di bangku perkuliahan mahasiswa yang mengambil jurusan komunikasi dan penyiaran diharapkan mampu menjadi mahasiswa yang paham akan kode etik jurnalistik sehingga hal yang berkaitan dengan pelanggaran kode etik tersebut dapat dihindari. Karena menjadi jurnalis bukan hanya masalah membuat dan menyebarkan berita melaikan harus memiliki fakta integritas dan prinsip yang kuat agar tidak mudah tergiur dengan beragam kemunafikan seperti penyogokan dari pihak yang tidak bertanggung jawab demi mencari keuntungan pribadi atau golongan.
Kedua, Pemerintah seharusnya lebih tanggap dan sigap dalam menanggapi semua pemberitaan yang tidak benar yang menyangkut masyarakat luas. Karena jika terus berlarut –larut maka bukan hanya masyarakat saja yang dirugikan melainkan juga pemerintah. Dalam hal ini pemerintah sebagai pengayom masyarakat harus memberi rasa aman dan nyaman serta menindak tegas pelaku pemberitaan hoax. Seperti segera  melakukan klarifikasi resmi terkait berita bohong tersebut sebelum merebak dan meresahkan warga masyarakat. Jangan hanya terdiam sembunyi tangan di rumah serba mewah tanpa menoleh kejadian apa yang sedang dihadapi masyarakaat. Selain itu, pemerintah juga harus melakukan pengawasan intensif kepada semua media yang ada di Indonesia baik yang sudah terkenal maupun yang belum diketahui khalayak. Adapun yang tak kalah penting untuk dilakukan yakni membuat kebijakan yang tegas untuk mengadili dan membawa pelaku ke jalur hukum. Karena tindakan yang dilakukan sama halnya dengan fitnah, dan fitnah lebih kejam daripada pembunuhan serta sangat merugikan orang lain dan memberi dampak buruk bagi kehidupan orang banyak. Apabila hal seperti ini sudah dilakukan pemeritah, maka bukan tidak mungkin berita hoax akan tumbang sampai ke akar-akarnya. Dan masyarakat pun akan merasa terjaga dari suatu hal yang belum diketahui kebenarnnya. Karena tugas pemerintah selain menyelenggarakan penyelengaraan negara yakni memberikan rasa aman dan nyaman bagi setiap warganya. Tapi sejauh ini syukur alhamdulilah, pemerintah sudah sangat sigap dan tegas dalam menangani masalah ini dan sudah sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bahkan pemerintah juga sangat menyerukan pemberitaan “anti hoax” agar masyarakat tidak mudah percaya begitu saja terhadap semua pemberitaan yang belum diketahui kebenarannya.
Ketiga, Masyarakat, nah berita hoax ini tidak jauh-jauh dari masyarakat, kenapa bisa begitu, karena sebagian besar masyarat Indonesia dan bahkan dunia sudah mengenal adanya media sosial atau yang sering dikenal dengan “Medsos” mulai dari instagram, line, facebook, pat, twitter, Whats’Up, dan lain sebagainya sudah tidak asing lagi di telinga kita. Oleh karena hal itu berita hoax kian cepat dan lebih mudah tersebar di masyarakat dalam hitungan jam bahkan menit. Untuk masyarakat yang yang sudah berpendidikan kemungkinan berita tersebut akan disaring dan dicari tahu dulu kebenarannya, tetapi bagaiaman dengan masyarakat awam yang bisa dibilang pendidikannya kurang? Maka hal tersebut akan dengan mudah dipercaya dan bahkan tanpa pikir panjang berita tersebut disebarluaskan ke khalayak umum. Ini yang sangat dikhawatirkan terjadi, oleh karena itu masyarakat perlu diberikan pemahaman menjadi pengguna media sosial yang bijak dan bertanggung jawab. Sebagai pengguna media sosial kita harus pintar-pintar memilih dan memilah mana sekiranya berita yang bohong dan berita yang benar. Cara yang dapat dilakukan cukup beragam diantaranya berita yang mengandung hoax cenderung judulnya mengarah kepada provokasi dan agak berlebihan, selain itu sebelum disebarkan ke pengguna atau teman-teman media sosial yang lain kita terlebih dahulu mencari ke valid-an dari sebuah berita atau tautan yang akan kita bagikan tersebut karena jika tidak, kita sama saja dengan orang yang menyebarkan berita palsu tersebut dan kita sudah ikut andil dalam gerbang kebohongan yang akan merugikan orang lain. Selain itu, kita juga perlu mengetahui media atau sumber dari berita karena jika sumbernya meragukan bisa jadi berita tersebut kurang keabsahannya.
Dari semua kejadian dan bahkan fenomena viral mengenai Hoax, penulis menyimpulkan bahwa yang paling utama bukanlah berita tentang kebohongan dan bukanlah fitnah antara pihak satu dengan pihak lain, tetapi yang paling penting ialah bagaimana kita semua mampu bersinergi dan berkerjasama dengan baik dalam membangun hubungan yang erat baik antar lembaga Pers dengan pemerintah, pemerintah dan masyarakat, dan masyarakat dengan Pers. Karena dengan bekerjasamalah semua hal yang buruk dapat menjadi ringan dan teratasi dengan mudah dan cepat. Dan bekerjasama bukan berarti tentang suatu hal yang besar melainkan bagaimana cara kita saling memahami satu dengan yang lain agar tercipta komunikasi yang apik dan saling menguntungkan. Semoga dengan adanya artikel ini, si pelaku pembuat berita bohong atau hoax menghentikan segala aktivitasnya yang berhubungan dengan kebohongan karena kebohongan hanya akan membawa kepada kesengsaraan dan kesengsaraan akan membawa kepada ketidaknyamanan. Dan yang terakhir semoga kita dapat lebih bijak lagi menanggapi semua kejadian dan ambil hikmahnya sera buang mudaratnya.




STRATEGI SUMEDANG DALAM MEMBANGUN KABUPATEN WISATA

Pariwisata merupakan salah satu aspek utama dalam mengembangkan kearifan lokal di suatu daerah. Tidak terkecuali kabupaten Sumedang yang...